Cincin Saturnus tersebut dapat dilihat dengan menggunakan teleskop
modern berkekuatan sederhana atau dengan teropong berkekuatan tinggi.
Cincin ini menjulur 6.630 km hingga 120.700 km atas khatulistiwa
Saturnus dan terdiri daripada bebatuan silikon dioksida, oksida besi dan partikel es dan batu. Terdapat dua teori mengenai asal cincin Saturnus. Teori pertama diusulkan oleh Édouard Roche
pada abad ke-19, adalah cincin tersebut merupakan bekas satelit
Saturnus yang orbitnya datang cukup dekat dengan Saturnus sehingga pecah
akibat kekuatan pasang surut. Variasi teori ini adalah satelit tersebut pecah akibat hantaman dari komet atau asteroid. Teori kedua adalah cincin tersebut bukanlah dari satelit Saturnus, tetapi ditinggalkan dari nebula
asal yang membentuk Saturnus. Teori ini tidak diterima masa kini
disebabkan cincin Saturnus dianggap tidak stabil melewati periode selama
jutaan tahun dan dengan itu dianggap baru terbentuk.
Sementara ruang terluas di cincin, seperti Divisi Cassini dan Divisi Encke, dapat dilihat dari Bumi, Voyagers
mendapati cincin tersebut mempunyai struktur seni yang terdiri dari
ribuan bagian kecil dan cincin kecil. Struktur ini dipercayai terbentuk
akibat tarikan graviti satelit-satelit Saturnus melalui berbagai cara.
Sebagian bagian dihasilkan akibat satelit kecil yang lewat seperti Pan
dan banyak lagi bagian yang belum ditemukan, sementara sebagian cincin
kecil ditahan oleh medan gravitas satelit penggembala kecil seperti Prometheus dan Pandora.
Bagian lain terbentuk akibat resonansi antara periode orbit dari
partikel di beberapa bagian dan bahwa satelit yang lebih besar yang
terletak lebih jauh, pada Mimas
terdapat divisi Cassini melalui cara ini, justru lebih berstruktur
dalam cincin sebenarnya terdiri dari gelombang berputar yang dihasilkan
oleh gangguan gravitas satelit secara berkala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar